0

1087 days and so on..

Tepat sudah 2 tahun kami berumah tangga, setelah kurang lebih 4 tahun pacaran akhirnya di tanggal 19 April 2015, saya di bayar tunai sama suami didepan papa, penghulu dan keluarga besar. 2 tahun berjalan, Alhamdulillah sampai sekarang masih ngerasa kayak penganten baru.. *cie

Oh iya, sebelumnya maaf ya kalau postingannya ngga berbau motherhood dulu, karena lagi anniversary-an 💕

Oke, kembali ke topik,

Sejauh ini yang aku rasakan, berumah tangga bersamanya itu seru. Untungnya suami bisa namanya membawa keluarga dalam situasi serius santai.. dia suka bercanda sih jadinya ngerasanya fun terus. Walaupun ada saatnya kita beda pendapat dan ribut kecil, itu wajar ya. 

Selama berjalan 2 tahun ini, banyak banget pelajaran yang bikin aku merasa berubah (ke arah yang baik) salah satunya lebih cuek. Lho kok lebih cuek bagus sih? cuek disini itu maksudnya adalah gak mau ikut campur atau ngurusin masalah sepele atau masalah orang . Dulu aku paling sering tuh, kesulut kalau ada yang nyinyir atau paling gatel pengen tau cerita orang, ujung-ujungnya jadi berantem dan gak enak. Nah suami aku tuh paling anti sama yang kayak gitu, katanya “Buat apa sih yang kayak gitu diurusin..” well, ada benernya sih. Buat apa pusing pusing mikirin hal yang belum tentu buat kita, dan ada manfaatnya buat kita😆. Jadi sikap acuh tak acuh gak ada salahnya diterapkan untuk hidup yang lebih tentram.

Apalagi kalau udah bahas soal rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri, aku mah udah gak mikirin.. sibuk menghijaukan rumput sendiri biar tetangga pada ngiri 😂 tapi bukan berarti pencitraan ya, apa adanya aja.. 

Yang kedua, aku menjadi pribadi yang lebih teliti, teliti memilah milah mana yang harus di share atau dipublikasikan terlebih di social media. Terutama adalah masalah rumah tangga. Duh, paling anti banget sama masalah yang kayak gini. Bukannya mau sok terlihat menjadi keluarga yang paling bahagia ya, tapi apa salahnya kita tunjukin yang baik baik aja di depan khalayak umum. Sudah lah, pil pahit itu lebih baik di telan sendiri, buat apa di umbar keluar kalau ujungnya kita sendiri yang rugi. Ngebayanginnya gini, one day kita ribut nih di social media, udah terlanjur diumbar, terus ternyata kita baikan dan abis itu mesra-mesraan, sayang-sayangan lagi.. idih! apa kagak malu?

Suami aku dari jaman pacaran bener bener gak suka kalau aku suka posting sesuatu yang nyerempet yang nunjukin kalau ada masalah diantara kita. Balik lagi ke prinsip “Buat apa sih?” . Aku ambil contoh kasus kemarin di salah satu socmed aku, kebetulan berteman sama sepasang pasutri ini, dan gak tau kenapa tiba-tiba si istri posting sesuatu memakai account suami dan isinya marah marah, makian, pokoknya gak enaklah.. Aku disitu belajar, memperhatikan dan memposiskan menjadi pihak ketiga sebagai pembaca, Duh.. jadi pembaca aja risih ya, aku sih kasihan sama pasutri itu. Karena keduanya, namanya akan JELEK. apalagi, postingan itu negatif. Walaupun ujung ujungnya bisa dihapus itu postingan, tapi orang yang sudah membaca kan gak bisa dihapus ingatannya toh.. 🙂 Aku pun berfikir, kalau di posting, apa manfaatnya? apakah bisa menyelesaikan masalah? Tidak kan..(?) Lebih kasihan sih suami ya, karena martabat dan harga dirinya dijatuhkan sendiri oleh istri.. Ya Allah, Naudzubillahiminzalik.. Amit amit jabang bayi.. 😔 Terus kemarin nemu artikel bagus disini, dan salah satu kutipannya adalah .. 

“Seandainya pun harus bercerita kepada orang, maka ceritakanlah kebaikan-kebaikannya, agar yang mendengar terinspirasi dan tergugah, sehingga ketika pulang ia bisa memperbaiki diri bagaimana berinteraksi dengan pasangannya. Lebih-lebih bisa berkomunikasi lebih baik lagi, sehingga pasangan nya dapat memperbaiki diri

Mari kita pegang prinsip silihwangi¸yakni saling mengharumkan dan saling menjaga martabat suami-istri demi ridha Ilahi”

Tah! Eta tah!

saling menjaga dan mengharumkan martabat, bukan malah saling mengumbat kejelekan dan aib pasangan masing masing ya. Jadi gak ada salahnya kalau kita tunjukin yang baik baiknya aja..

tapi bukan juga berarti mesra mesaraan di posting, honestly i used to did that, tapi makin kesini aku ngerasa kayaknya gak perlu lah ya yang kayak gitu terlalu di umbar, cukup aku dan suamiku aja yg tau.. hehehee.. 

Udah sih ya.. paling segitu aja yang aku mah sampaikan. Sebenernya banyak perubahan-perubahan kecil yang membuat aku menuju ke arah yang lebih baik selama 2 tahun berumah tangga. Tapi tetap, aku masih belum sempurna dan terus berusaha untuk jadi istri yang baik. 

Dan ini baru berjalan 2 tahun, perjalanan masih panjang, konon katanya 5 tahun pertama adalah masa percobaan sebuah rumah tangga, adalah 3 hal yang bisa membuatnya hancur yaitu masalah keuangan, perselingkuhan, dan intervensi . Aku menyerahkan semuanya saja ke Allah sembari selalu berdoa semoga semuanya baik baik saja, Amin..

Selamat hari jadi yang ke 2 ya Ayah..

Semoga Allah senantiasa melindungi keluarga kita, Amim.. 

•LunaNoMama